Bagi Anda yang sedang membutuhkan contoh naskah drama anak sekolah, berikut ini adalah contohnya. Semoga contoh teks drama anak sekolah dibawah ini bermanfaat bagi Anda untuk Anda jadikan sebagai bahan pertimbangan dalam menyusun naskah drama sekolah milik Anda.
JUDUL: TIDUR DI SEKOLAHAN
(Menjelang siang hari, tidak lama sebelum lonceng pemberitahuan waktu pulang sekolah dibunyikan, Bu Ratnasari, guru Bahasa Inggris kelas 3-A, memberikan tugas kepada siswanya.)
Bu Ratnasari :”Anak-anak, pelajaran kita tentang Artikel telah dibahas. saatnya, ibu akan memberikan tugas untuk kalian.”
Karlina :”Yaaa… Jangan dong bu ! Besok kan sudah liburan…”
Bu Ratnasari :”Justru karena itu, Kar. Nah, tugas kalian adalah kalian harus membuat sebuah kelompok, maksimal beranggotakan 5 orang, dan kelompok tersebut akan membuat sebuah artikel tentang suatu masalah.”
(Lalu Diniati mengangkat tangannya untuk bertanya tentang tugas yang akan diberikan ibu gurunya tersebut.)
Bu Ratnasari :”Iya, ada apa Diniati?”
Diniati :”Bu, yang ibu maksud dengan masalah itu, lebih jelasnya gimana sih, bu?”
Bu Ratnasari :”Oh... Begini, kalian harus membuat artikel, dan terserah
kalian tentang masalah apa. Yang terpenting harus tentang suatu masalah. Misalkan, masalah yang terjadi di daerah kalian. Begitu, Diniati.”
(Tiba-tiba Pryatna datang dari luar dan langsung membuka pintu. Dia tampak habis berlari karena nafasnya ngoh-ngohan.)
Pryatna :”Huuuh.. Huuuuh.. Huuuh.. Huuuh..Huuuh..”
Bu Ratnasari :”Eh, Kamu kenapa, Pry?”
Pryatna :”Taaaa.. Tadi ada kuuukk.. kucing, bu. Hiiihh!”
Siswa :”Huuu…!!”
Siswa
Tenggggg…. (Lonceng sekolah pun berbunyi, waktunya bagi semua siswa untuk pulang)
Bu Ratnasari :”Anak-anak, jangan lupa yaaa, tugas artikelnya harus kalian kerjakan !”
Siswa :”Iya, baik Bu.”
Siswa
(Bu Ratnasari lantas keluar dari kelas 3-A dan para siswa-siswi yang lain pun berhamburan keluar. Namun Pryatna, Diniati, Karlina, Visanella, dan Bendra masih berada di dalam kelas.)
Diniati :”Pry, satu kelompok yuuk !”
Pryatna :”Kelompok apa emang?”
Diniati :”Kelompok Bahasa Inggris. Kita kan disuruh buat artikel, Pry. Anggota kelompoknya maksimal harus terdiri 5 orang.”
Pryatna :”Oh, ayuuk ! (Tiba-tiba Karlina dan Visanella lewat di depan Pryatna dan Diniati.) Haii.. Tin, Vis, satu kelompok yuuk !”
Karlina :”Oke!”
Visanella :”Iya, iya. Eh, masak semuanya cewe sih? Laki-lakinya emang nggak ada apa??”
Karlina :”Si Bendra ajalah.” (Sambil berbisik kepada Diniati, Pryatna, dan Visanella.)
Pryatna :”Oh iya ya!! (Segera mendatangi Bendra.) Ben, satu kelompok yok !”
Bendra :”Hah?? Satu kelompok?? Oh.. Ya udahlah.”
Pryatna :”Oke, deh. Berarti, besok, jam 9 pagi, kita ngumpul di rumah aku, ya. Di Jalan Saudara No. 8, ya. Oke?? Oke?? Kalau gitu, aku pulang duluan ya. Daahh…”
Diniati, :”Daahhh.., Pryatna.
(Pryatna pun pulang. Diniati, Karlina, dan Visanella sedang membicarakan dan mencari ide untuk tugas mereka besok. Namun, Bendra termenung di mejanya. Tiba-tiba, beberapa menit kemudian, Bendra pun malah tertidur.)
(Pada keesokan harinya, saat di rumah Pryatna…)
Pryatna :”Eh, masalah kita apa, nih??”
Bendra :”Haaahh ! Gue tahu. Kelebayan yang merajalela !”
(Diniati, Karlina, dan Visanella tertawa mendengarnya.)
Pryatna :”Ah, elu ngejek gue ajalah, Ben !”
Bendra :”Hehehehe. Eh, gue ke toilet dulu, ya.” (Bendra pergi menuju ke toilet.)
Pryatna :(Berjalan menuju ke sebuah jendela rumahnya.)
“Eh, tahu gak, rumah yang itu, bilang orang-orang disini serem, loh !”(Menunjuk ke sebuah rumah yang kelihatan sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya.)
Karlina :”Yang mana sih??” (Menghampiri Pryatna)
Pryatna :”Yang itu loh, Tin.” (Sambil menunjukkan rumah serem tersebut kepada Karlina.)
Karlina :”Wee ! Ke sana, yok.”
Visanella :”Aahh. Elu anehlah, mau elu mati?? Iiihh, gue ga ikutlah.”
Diniati :”Gue sama dengan Visanella ajalah !”
Pryatna :”Eh, gue jugalah. Iiisshh… Serreeemm…!!”
Bendra :”Apanya yang seram??” (Tiba-tiba menghampiri Pryatna.)
Pryatna :”Ada deh…”
(Hari pun sudah beranjak siang. Diniati, Bendra, Karlina, dan Visanella lalu pulang ke rumah masing-masing. Pada esok harinya, mereka datang lagi ke rumah Pryatna.)
Karlina :”Wee… Ayuuklah kita ke rumah itu! Jadi penasaran gue, lah.”
Diniati :”Maksudmu??”
Karlina :”Ya… Ke rumah serem itu.”
Bendra :”Ah, elu, sei lalap lah !”
Visanella :”Emangnya elu udah tahu, Ben?? Tahu dari mana sih??”
Bendra :”Dari dia.” (Dengan menunjuk Karlina.)
Visanella :”Oohh. Eh, bagi-bagi dong makananmu, Ben.”
Bendra :”Ahh. Elu kerjanya makan ajalah. Nih.” (Memberikan sebuah makanan ringan kepada Visanella.)
Visanella :”Sudah mo abis, nih. Sama gue aja ya, Ben.”
Diniati :”Ya Tuhan, Visanella.”
Visanella :”Hihihihi.”
Karlina :”Wee… Kekmana jadinya?? Mau ikut gak, denganku??”
Diniati :”Eh, tugas kita ini belum siap lo!”
Karlina :”Kan tinggal diketik sama diprint ajanya… Ya udahlah ya, gue pergi dulu.”
Bendra :”Ikut. Ikut. Elu kan cuma sendiri, cewek lagi. Diapa-apain pula elu nanti sama hantunya. Kasihan mama papamulah.”
Pryatna :”Eh.. Gue jadi ikut lah.”
Visanella & :”Kami jugalah, Tin.”
Diniati
Karlina :”Nah… Gitu lah.”
(Mereka pun pergi menuju rumah serem itu. Sesampainya di sana, mereka langsung masuk, akan tetapi Bendra tiba-tiba menghilang.)
Visanella :”Eh, si Bendra mana??”
Diniati :”Tadi dia ada di belakang. Udahlah, nanti pasti datang itu. Mungkin dia lagi jajan, kali !”
Visanella :”Jajan? Isshh, kalau tadi aja gue tahu, ikut kian gue dengannya.”
Diniati :”Astaga, Visanella. Makanan ajalah dipikiranmu itu.”
(Mereka pun masuk ke dalam rumah itu.)
Bendra :”Haaaaaaahhh !!!!!” (Memakai jubah hitam.)
Pryatna, :”Aaaaaaaaaa !!!!!” (Teriak sambil berlari keluar dari
Visanella, & rumah itu.)
Diniati
Bendra & :”Hahahahaha.” (Menunjuk Pryatna, Diniati, dan
Karlina Visanella.)
Visanella :”Eh !! Tunggu, makanan gue tinggal !!” (Pergi meninggalkan Pryatna dan Diniati.)
Bendra :”Ini makananmuuu…” (Masih memakai jubah hitam.)
Visanella :”Aaaaaaaa !!!” (Teriak sambil mengambil makanan dari tangan Bendra dan keluar dari rumah itu.)
Diniati :”Eehh, Karlina mana??”
Pryatna :”Masih di dalam.”
Diniati :”Aaahh. Pasti dia ikut ngerjain kita dengan si Bendra. Ayo kita masuk lagi !”
(Diniati, Pryatna, dan Visanella yang sedang memakan makanannya masuk ke dalam rumah serem itu lagi.)
Diniati :”Aahh. Kalian ini, pun.”
Pryatna :”Eh, kalian ga tguet ke rumah ini?”
Bendra :”Ngapain tguet?? Dulu ini rumah kakek gue dengan Karlina, kok.”
Pryatna :”Pantesan si Karlina ga tguet ke rumah ini.”
Diniati :”Trus, kok ada sih, gosip kalau rumah kakek kalian ini berserem??”
Bendra :”Begini... Kakek kita dulu orang Jepang. Karena teringat dengan masa penjajahan, seorang tetangga kakek kita membunuhnya. Lalu, orang yang membunuh kakek kita menyebarkan gosip bahwa mayat kakek kita tidak dikubur. Padahal, setelah kejadian itu berlangsung, ayah gue datang dan keesokan harinya gue, Karlina, Ayah kita, Tante kita, Paman kita, menguburkan mayatnya. Dan kita semua pun tidak meninggalkan rasa dendam bagi sang pembunuh kakek kita.
Pryatna :”Yang sabar, ya, Karlina, Bendra.”
Bendra & :”Iya. Thanks ya.”
Karlina
Diniati :”Ben.. Ben.. Wake up Ben..”
(Bendra terbangun dari tidurnya.)
Bendra :”Karlinaaa !! Kakek meninggal !!”
Karlina :”Apanya elu?? Memang udah meninggal kok !!”
Bendra :”Hah?? Oh iya, ya. Hehehehe.”
Diniati, :”Eeeeehh… Bendra.. Bendra..”
Karlina, &
Visanella
(Ternyata Bendra tertidur setelah Pryatna pulang dari sekolah. Dia bermimpi tentang sebuah rumah serem dan sejarah kakeknya serta Karlina.)
Nah, demikian itu contoh naskah drama tentang anak sekolah yang tertidur, semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat sekalian.
Contoh Naskah Drama Sekolah
JUDUL: TIDUR DI SEKOLAHAN
(Menjelang siang hari, tidak lama sebelum lonceng pemberitahuan waktu pulang sekolah dibunyikan, Bu Ratnasari, guru Bahasa Inggris kelas 3-A, memberikan tugas kepada siswanya.)
Bu Ratnasari :”Anak-anak, pelajaran kita tentang Artikel telah dibahas. saatnya, ibu akan memberikan tugas untuk kalian.”
Karlina :”Yaaa… Jangan dong bu ! Besok kan sudah liburan…”
Bu Ratnasari :”Justru karena itu, Kar. Nah, tugas kalian adalah kalian harus membuat sebuah kelompok, maksimal beranggotakan 5 orang, dan kelompok tersebut akan membuat sebuah artikel tentang suatu masalah.”
(Lalu Diniati mengangkat tangannya untuk bertanya tentang tugas yang akan diberikan ibu gurunya tersebut.)
Bu Ratnasari :”Iya, ada apa Diniati?”
Diniati :”Bu, yang ibu maksud dengan masalah itu, lebih jelasnya gimana sih, bu?”
Bu Ratnasari :”Oh... Begini, kalian harus membuat artikel, dan terserah
kalian tentang masalah apa. Yang terpenting harus tentang suatu masalah. Misalkan, masalah yang terjadi di daerah kalian. Begitu, Diniati.”
(Tiba-tiba Pryatna datang dari luar dan langsung membuka pintu. Dia tampak habis berlari karena nafasnya ngoh-ngohan.)
Pryatna :”Huuuh.. Huuuuh.. Huuuh.. Huuuh..Huuuh..”
Bu Ratnasari :”Eh, Kamu kenapa, Pry?”
Pryatna :”Taaaa.. Tadi ada kuuukk.. kucing, bu. Hiiihh!”
Siswa :”Huuu…!!”
Siswa
Tenggggg…. (Lonceng sekolah pun berbunyi, waktunya bagi semua siswa untuk pulang)
Bu Ratnasari :”Anak-anak, jangan lupa yaaa, tugas artikelnya harus kalian kerjakan !”
Siswa :”Iya, baik Bu.”
Siswa
(Bu Ratnasari lantas keluar dari kelas 3-A dan para siswa-siswi yang lain pun berhamburan keluar. Namun Pryatna, Diniati, Karlina, Visanella, dan Bendra masih berada di dalam kelas.)
Diniati :”Pry, satu kelompok yuuk !”
Pryatna :”Kelompok apa emang?”
Diniati :”Kelompok Bahasa Inggris. Kita kan disuruh buat artikel, Pry. Anggota kelompoknya maksimal harus terdiri 5 orang.”
Pryatna :”Oh, ayuuk ! (Tiba-tiba Karlina dan Visanella lewat di depan Pryatna dan Diniati.) Haii.. Tin, Vis, satu kelompok yuuk !”
Karlina :”Oke!”
Visanella :”Iya, iya. Eh, masak semuanya cewe sih? Laki-lakinya emang nggak ada apa??”
Karlina :”Si Bendra ajalah.” (Sambil berbisik kepada Diniati, Pryatna, dan Visanella.)
Pryatna :”Oh iya ya!! (Segera mendatangi Bendra.) Ben, satu kelompok yok !”
Bendra :”Hah?? Satu kelompok?? Oh.. Ya udahlah.”
Pryatna :”Oke, deh. Berarti, besok, jam 9 pagi, kita ngumpul di rumah aku, ya. Di Jalan Saudara No. 8, ya. Oke?? Oke?? Kalau gitu, aku pulang duluan ya. Daahh…”
Diniati, :”Daahhh.., Pryatna.
(Pryatna pun pulang. Diniati, Karlina, dan Visanella sedang membicarakan dan mencari ide untuk tugas mereka besok. Namun, Bendra termenung di mejanya. Tiba-tiba, beberapa menit kemudian, Bendra pun malah tertidur.)
(Pada keesokan harinya, saat di rumah Pryatna…)
Pryatna :”Eh, masalah kita apa, nih??”
Bendra :”Haaahh ! Gue tahu. Kelebayan yang merajalela !”
(Diniati, Karlina, dan Visanella tertawa mendengarnya.)
Pryatna :”Ah, elu ngejek gue ajalah, Ben !”
Bendra :”Hehehehe. Eh, gue ke toilet dulu, ya.” (Bendra pergi menuju ke toilet.)
Pryatna :(Berjalan menuju ke sebuah jendela rumahnya.)
“Eh, tahu gak, rumah yang itu, bilang orang-orang disini serem, loh !”(Menunjuk ke sebuah rumah yang kelihatan sudah lama ditinggalkan oleh pemiliknya.)
Karlina :”Yang mana sih??” (Menghampiri Pryatna)
Pryatna :”Yang itu loh, Tin.” (Sambil menunjukkan rumah serem tersebut kepada Karlina.)
Karlina :”Wee ! Ke sana, yok.”
Visanella :”Aahh. Elu anehlah, mau elu mati?? Iiihh, gue ga ikutlah.”
Diniati :”Gue sama dengan Visanella ajalah !”
Pryatna :”Eh, gue jugalah. Iiisshh… Serreeemm…!!”
Bendra :”Apanya yang seram??” (Tiba-tiba menghampiri Pryatna.)
Pryatna :”Ada deh…”
(Hari pun sudah beranjak siang. Diniati, Bendra, Karlina, dan Visanella lalu pulang ke rumah masing-masing. Pada esok harinya, mereka datang lagi ke rumah Pryatna.)
Karlina :”Wee… Ayuuklah kita ke rumah itu! Jadi penasaran gue, lah.”
Diniati :”Maksudmu??”
Karlina :”Ya… Ke rumah serem itu.”
Bendra :”Ah, elu, sei lalap lah !”
Visanella :”Emangnya elu udah tahu, Ben?? Tahu dari mana sih??”
Bendra :”Dari dia.” (Dengan menunjuk Karlina.)
Visanella :”Oohh. Eh, bagi-bagi dong makananmu, Ben.”
Bendra :”Ahh. Elu kerjanya makan ajalah. Nih.” (Memberikan sebuah makanan ringan kepada Visanella.)
Visanella :”Sudah mo abis, nih. Sama gue aja ya, Ben.”
Diniati :”Ya Tuhan, Visanella.”
Visanella :”Hihihihi.”
Karlina :”Wee… Kekmana jadinya?? Mau ikut gak, denganku??”
Diniati :”Eh, tugas kita ini belum siap lo!”
Karlina :”Kan tinggal diketik sama diprint ajanya… Ya udahlah ya, gue pergi dulu.”
Bendra :”Ikut. Ikut. Elu kan cuma sendiri, cewek lagi. Diapa-apain pula elu nanti sama hantunya. Kasihan mama papamulah.”
Pryatna :”Eh.. Gue jadi ikut lah.”
Visanella & :”Kami jugalah, Tin.”
Diniati
Karlina :”Nah… Gitu lah.”
(Mereka pun pergi menuju rumah serem itu. Sesampainya di sana, mereka langsung masuk, akan tetapi Bendra tiba-tiba menghilang.)
Visanella :”Eh, si Bendra mana??”
Diniati :”Tadi dia ada di belakang. Udahlah, nanti pasti datang itu. Mungkin dia lagi jajan, kali !”
Visanella :”Jajan? Isshh, kalau tadi aja gue tahu, ikut kian gue dengannya.”
Diniati :”Astaga, Visanella. Makanan ajalah dipikiranmu itu.”
(Mereka pun masuk ke dalam rumah itu.)
Bendra :”Haaaaaaahhh !!!!!” (Memakai jubah hitam.)
Pryatna, :”Aaaaaaaaaa !!!!!” (Teriak sambil berlari keluar dari
Visanella, & rumah itu.)
Diniati
Bendra & :”Hahahahaha.” (Menunjuk Pryatna, Diniati, dan
Karlina Visanella.)
Visanella :”Eh !! Tunggu, makanan gue tinggal !!” (Pergi meninggalkan Pryatna dan Diniati.)
Bendra :”Ini makananmuuu…” (Masih memakai jubah hitam.)
Visanella :”Aaaaaaaa !!!” (Teriak sambil mengambil makanan dari tangan Bendra dan keluar dari rumah itu.)
Diniati :”Eehh, Karlina mana??”
Pryatna :”Masih di dalam.”
Diniati :”Aaahh. Pasti dia ikut ngerjain kita dengan si Bendra. Ayo kita masuk lagi !”
(Diniati, Pryatna, dan Visanella yang sedang memakan makanannya masuk ke dalam rumah serem itu lagi.)
Diniati :”Aahh. Kalian ini, pun.”
Pryatna :”Eh, kalian ga tguet ke rumah ini?”
Bendra :”Ngapain tguet?? Dulu ini rumah kakek gue dengan Karlina, kok.”
Pryatna :”Pantesan si Karlina ga tguet ke rumah ini.”
Diniati :”Trus, kok ada sih, gosip kalau rumah kakek kalian ini berserem??”
Bendra :”Begini... Kakek kita dulu orang Jepang. Karena teringat dengan masa penjajahan, seorang tetangga kakek kita membunuhnya. Lalu, orang yang membunuh kakek kita menyebarkan gosip bahwa mayat kakek kita tidak dikubur. Padahal, setelah kejadian itu berlangsung, ayah gue datang dan keesokan harinya gue, Karlina, Ayah kita, Tante kita, Paman kita, menguburkan mayatnya. Dan kita semua pun tidak meninggalkan rasa dendam bagi sang pembunuh kakek kita.
Pryatna :”Yang sabar, ya, Karlina, Bendra.”
Bendra & :”Iya. Thanks ya.”
Karlina
Diniati :”Ben.. Ben.. Wake up Ben..”
(Bendra terbangun dari tidurnya.)
Bendra :”Karlinaaa !! Kakek meninggal !!”
Karlina :”Apanya elu?? Memang udah meninggal kok !!”
Bendra :”Hah?? Oh iya, ya. Hehehehe.”
Diniati, :”Eeeeehh… Bendra.. Bendra..”
Karlina, &
Visanella
(Ternyata Bendra tertidur setelah Pryatna pulang dari sekolah. Dia bermimpi tentang sebuah rumah serem dan sejarah kakeknya serta Karlina.)
SELESAI
Nah, demikian itu contoh naskah drama tentang anak sekolah yang tertidur, semoga bermanfaat bagi sahabat-sahabat sekalian.
0 Comments