Naskah drama persahabatan akan saya share dengan Anda pada kesempatan posting artikel pendidikan kali ini. Pada artikel sebelumnya saya sudah berbagi contoh naskah drama lainnya, yaitu naskah drama 4 orang pemain, naskah drama pendek, dan naskah drama pendidikan.
Naskah drama persahabatan adalah salah satu tema drama yang sangat sering dimainkan, baik dikalangan lembaga pendidikan, maupun untuk kalangan diluar lembaga pendidikan. Dan bagi Anda yang sedang mencari contoh naskah drama tema persahabatan berikut ini contohnya.
Tema : Persahabatan
Jenis : Drama singkat
Persahabatan
Meliana menghampiri Yudi dan Alan yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di sebuah pertamanan.
Meliana : “Hey” (sambil memegang bahu Alan dan Yudi)
Yudi : (mengalihkan pandangan dari sebuah buku) “Dari mana saja kamuu, Mel?”
Meliana : “Nih, tadi abis dari sekolah.”
Yudi : “Memangnya ada apa?”
Meliana : “Eskul”
Yudi : “lho.. kok pulangnya cepet?”
Meliana : “tidak tau nih, pembinanya lagi ada masalah.”
Yudi : “Oh” (sambil mengalihkan pandangan ke arah Alan)
Meliana : (mengerutkan kening seraya mengalihkan pandangan ke Alan) “Hey, Di!”
Alan : (Terkejut dan membidik satu pandangan) “Mengapa?”
Meliana : “lagi dengar lagu apa kamu, Di? serius amat!”
Alan : “Hehe, nih lagi dengerin lagunya Ayu Ting-Ting. Alamat Palsu…”
Meliana : “waduh… demam Ayu Ting-Ting dia.” (tertawa)
Alan : “Oh ya, Yesasama Zalih kemana ya?”
Meliana : “lagi eskul mereka mah.”
Yudi : “sob, udah masuk waktu Ashar, mendingan pulang aja yuk.”
Alan : “yuk, mari…”
Saat jam pelajaran kosong, Zalih keheranan Melianahat Alan tidak seperti biasanya.
Zalih : “mengapa kamu, Di? Kamu punya problem?”
Alan : “Tidak, Zal.” (menundukan wajah)
Zalih : “Sudahlah, Di. Jangan akting melulu, jujur kamu punya masalah atau tidak?”
Alan : (menarik tangan Zalih dan bergegas menuju sebatang pohon)
Zalih : “mengapa kamu ajak saya kesini, Di?”
Alan : “Tapi kamu janji, saya kan sahabatmu! jangan memberitidakan hal ini kepada siapapun, terutama Yudi, Meliana, Yesi.”
Zalih : “ya, saya janji!” (Melianangkarkan kelingkingnya pada kelingking Alan)
Alan : “Saya mengidap Leukimia sayat, Zal.”
Zalih : “Serius kamu, Di?”
Alan : “Tidak akan ada gunanya, Zal saya berbohong dalam suasana seperti ini.”
Zalih : (diam tanpa kata)
Alan : “Zal, saya harap tidak kan ada kesedihan di dirimu. Biarkan ini saya saja yang hadapi dan jalani.”
Zalih : “tapi, Di…”
Alan : “Sudahlah, Zal. Jangan terlalu diperpanjang masalah ini adalah bagianku.”
Saat di sekolah Yudi dan Yesamengkhawatirkan keadaan Alan.
Yudi : “Yes, kamu tahu dimana Alan?”
Yesa : “Saya fikir kamu tahu keberadaan dia.”
Yudi : “Aduh, kemana ya dia? Tidak biasanya dia belum dateng jam segini, bentar lagi bel bunyi lagi.” (wajah khawatir sambil mondar mandir)
Yesa : “Tidak tahu lah.”
Meliana menghampiri Yudi dan Yesadengan wajah muram dan terburu-buru
Meliana : “kalian ikut saya!”
Yesa : “memangnya mau kemana, Mel?” (mengerutkan kening)
Meliana : “Saya juga kurang tahu”
Yudi : “Lho kok bisa? Kamu kan yang ajak, napa kamu sendiri yang tidak tahu tujuannya?” (wajah bingung)
Meliana : “tadi saya disuruh Zalih jemput kalian, saya nanya aja dicuekin dia, sudahlah jangan banyak tanya.”
Yudi : “baiklah…”
Sesampainya di tujuan
Yudi : “Untuk apa kamu bawa kami ke rumah sakit, Mel?”
Meliana : “nanti kalian bakalan tahu sendiri”
Yudi : (mengerutkan kening0
Yesa : “Zalih???” (memanggil Zalih yang sedang duduk gelisah dengan kebingungan)
Zalih : (menatap sejenak tanpa senyum dan sedikit katapun, yang terlihat di wajahnya hanyalah risau)
Yesa : “kamu gelisah? Mengapa, Zal?”
Zalih : (menarik nafas dan berdiri dari tempat duduk). “Ikut saya!”
Meliana : “kemana lagi memangnya, Zal?”
Zalih : (diam tanpa jawaban dan melangkah menuju pintu keluar rumah sakit)
Meliana, Yudi, dan Yesa : (saling berpandangan bingung)
Sesampainya di tempat tujuan
Yudi : “Zal, mengapa rumah Alan begitu ramai?”
Zalih : (Berlari menuju rumah Alan)
Yudi : “Siapa yang meninggal, Zal?”
Zalih : “sahabat kita.” (menundukkan wajah)
Yudi : “Tidak mungkin, Zal. Alan itu orang yang ceria saya fikir dia tidak memiliki penyakit kronis!”
Zalih : (mengajak duduk untuk menenangkan pikiran sejenak)
Meliana : “Yud, kita tidak kan tahu kapan ajal menjemput, walaupun sesorang itu tidak memiliki penyakit kronis sekalipun, apabila ilahi telah memanggil terjadilah itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa, sebab keputusan-Nya adalah mutlak dan tidak akan bisa di ganggu gugat!”
Zalih : “kamu benar, Mel. Tapi Alan pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit leukimia sayat.”
Meliana : “apa? Leukimia?”
Zalih : “benar, Mel.”
Yudi : “terus, mengapa kamu tidak beritahukan kamu tentang hal itu?”
Zalih : “sorry, kawan.”
Yuhda : “sorry apanya? Coba kalau kamu kasih tahu dari dulu, mungkin kita bisa ngobatin dia sama-sama!” (nada emosi)
Zalih : “ma’af, kawan! Bukannya saya tidak mau kasih tahu kalian tentang ini, tapi Alan yang melarang saya tuk sebarkan hal ini kepada kalian.”
Yudi : “tapi mengapa kamu turuti perintah dia. Kan ini demi kebaikan dia dan kita semua!”
Zalih : “Yud, saya cuman menjalankan janjiku.” (wajah emosi)
Meliana : “Sudahlah, sob. Jangan terlalu dipermasalahkan. Yang lalu biarkan berlalu. Masih ada yang harus kita hadapi selanjutnya.”
Yudi : “Ya, kamu Cuma bisa bilang kaya gitu, Mel. Tapi kamu tidak tahu rasa pedih dan rasa sakit ditinggal seorang sahabat sejati.”
Meliana : “Saya tahu, Yud! Tahu! Saya juga pernah ditinggal selamanya dari orang yang saya sayangi, tapi seseorang meyakinkan saya untuk tetap bersemangat dan jangan larut dalam sebuah kesediahan. Dia bilang manusia pergi selamanya bukanlah kemauan dia sendiri, tapi memenuhi panggilan yang maha kuasa”
Yesa : “siapa yang bilang kaya gitu, Mel?”
Meliana : “dialah… Alan.” (dengan senyum tenang)
Yesa : “kamu benar?”
Meliana : “ya, saya tidak bohong sedikitpun. Jadi pesan Alan dulu kepadsaya adalah pesan untuk kita semua.”
Yudi : “berarti Alan hidup untuk menghidupkan.”
Meliana : “ya, begitulah, Yud.”(senyum semangat)
SEKIAN!
Naskah drama persahabatan adalah salah satu tema drama yang sangat sering dimainkan, baik dikalangan lembaga pendidikan, maupun untuk kalangan diluar lembaga pendidikan. Dan bagi Anda yang sedang mencari contoh naskah drama tema persahabatan berikut ini contohnya.
Contoh Naskah Drama Tema Persahabatan
Tema : Persahabatan
Jenis : Drama singkat
Persahabatan
Meliana menghampiri Yudi dan Alan yang sedang sibuk dengan aktivitasnya masing-masing di sebuah pertamanan.
Meliana : “Hey” (sambil memegang bahu Alan dan Yudi)
Yudi : (mengalihkan pandangan dari sebuah buku) “Dari mana saja kamuu, Mel?”
Meliana : “Nih, tadi abis dari sekolah.”
Yudi : “Memangnya ada apa?”
Meliana : “Eskul”
Yudi : “lho.. kok pulangnya cepet?”
Meliana : “tidak tau nih, pembinanya lagi ada masalah.”
Yudi : “Oh” (sambil mengalihkan pandangan ke arah Alan)
Meliana : (mengerutkan kening seraya mengalihkan pandangan ke Alan) “Hey, Di!”
Alan : (Terkejut dan membidik satu pandangan) “Mengapa?”
Meliana : “lagi dengar lagu apa kamu, Di? serius amat!”
Alan : “Hehe, nih lagi dengerin lagunya Ayu Ting-Ting. Alamat Palsu…”
Meliana : “waduh… demam Ayu Ting-Ting dia.” (tertawa)
Alan : “Oh ya, Yesasama Zalih kemana ya?”
Meliana : “lagi eskul mereka mah.”
Yudi : “sob, udah masuk waktu Ashar, mendingan pulang aja yuk.”
Alan : “yuk, mari…”
Saat jam pelajaran kosong, Zalih keheranan Melianahat Alan tidak seperti biasanya.
Zalih : “mengapa kamu, Di? Kamu punya problem?”
Alan : “Tidak, Zal.” (menundukan wajah)
Zalih : “Sudahlah, Di. Jangan akting melulu, jujur kamu punya masalah atau tidak?”
Alan : (menarik tangan Zalih dan bergegas menuju sebatang pohon)
Zalih : “mengapa kamu ajak saya kesini, Di?”
Alan : “Tapi kamu janji, saya kan sahabatmu! jangan memberitidakan hal ini kepada siapapun, terutama Yudi, Meliana, Yesi.”
Zalih : “ya, saya janji!” (Melianangkarkan kelingkingnya pada kelingking Alan)
Alan : “Saya mengidap Leukimia sayat, Zal.”
Zalih : “Serius kamu, Di?”
Alan : “Tidak akan ada gunanya, Zal saya berbohong dalam suasana seperti ini.”
Zalih : (diam tanpa kata)
Alan : “Zal, saya harap tidak kan ada kesedihan di dirimu. Biarkan ini saya saja yang hadapi dan jalani.”
Zalih : “tapi, Di…”
Alan : “Sudahlah, Zal. Jangan terlalu diperpanjang masalah ini adalah bagianku.”
Saat di sekolah Yudi dan Yesamengkhawatirkan keadaan Alan.
Yudi : “Yes, kamu tahu dimana Alan?”
Yesa : “Saya fikir kamu tahu keberadaan dia.”
Yudi : “Aduh, kemana ya dia? Tidak biasanya dia belum dateng jam segini, bentar lagi bel bunyi lagi.” (wajah khawatir sambil mondar mandir)
Yesa : “Tidak tahu lah.”
Meliana menghampiri Yudi dan Yesadengan wajah muram dan terburu-buru
Meliana : “kalian ikut saya!”
Yesa : “memangnya mau kemana, Mel?” (mengerutkan kening)
Meliana : “Saya juga kurang tahu”
Yudi : “Lho kok bisa? Kamu kan yang ajak, napa kamu sendiri yang tidak tahu tujuannya?” (wajah bingung)
Meliana : “tadi saya disuruh Zalih jemput kalian, saya nanya aja dicuekin dia, sudahlah jangan banyak tanya.”
Yudi : “baiklah…”
Sesampainya di tujuan
Yudi : “Untuk apa kamu bawa kami ke rumah sakit, Mel?”
Meliana : “nanti kalian bakalan tahu sendiri”
Yudi : (mengerutkan kening0
Yesa : “Zalih???” (memanggil Zalih yang sedang duduk gelisah dengan kebingungan)
Zalih : (menatap sejenak tanpa senyum dan sedikit katapun, yang terlihat di wajahnya hanyalah risau)
Yesa : “kamu gelisah? Mengapa, Zal?”
Zalih : (menarik nafas dan berdiri dari tempat duduk). “Ikut saya!”
Meliana : “kemana lagi memangnya, Zal?”
Zalih : (diam tanpa jawaban dan melangkah menuju pintu keluar rumah sakit)
Meliana, Yudi, dan Yesa : (saling berpandangan bingung)
Sesampainya di tempat tujuan
Yudi : “Zal, mengapa rumah Alan begitu ramai?”
Zalih : (Berlari menuju rumah Alan)
Yudi : “Siapa yang meninggal, Zal?”
Zalih : “sahabat kita.” (menundukkan wajah)
Yudi : “Tidak mungkin, Zal. Alan itu orang yang ceria saya fikir dia tidak memiliki penyakit kronis!”
Zalih : (mengajak duduk untuk menenangkan pikiran sejenak)
Meliana : “Yud, kita tidak kan tahu kapan ajal menjemput, walaupun sesorang itu tidak memiliki penyakit kronis sekalipun, apabila ilahi telah memanggil terjadilah itu, kita tidak bisa berbuat apa-apa, sebab keputusan-Nya adalah mutlak dan tidak akan bisa di ganggu gugat!”
Zalih : “kamu benar, Mel. Tapi Alan pernah cerita bahwa dia mengidap penyakit leukimia sayat.”
Meliana : “apa? Leukimia?”
Zalih : “benar, Mel.”
Yudi : “terus, mengapa kamu tidak beritahukan kamu tentang hal itu?”
Zalih : “sorry, kawan.”
Yuhda : “sorry apanya? Coba kalau kamu kasih tahu dari dulu, mungkin kita bisa ngobatin dia sama-sama!” (nada emosi)
Zalih : “ma’af, kawan! Bukannya saya tidak mau kasih tahu kalian tentang ini, tapi Alan yang melarang saya tuk sebarkan hal ini kepada kalian.”
Yudi : “tapi mengapa kamu turuti perintah dia. Kan ini demi kebaikan dia dan kita semua!”
Zalih : “Yud, saya cuman menjalankan janjiku.” (wajah emosi)
Meliana : “Sudahlah, sob. Jangan terlalu dipermasalahkan. Yang lalu biarkan berlalu. Masih ada yang harus kita hadapi selanjutnya.”
Yudi : “Ya, kamu Cuma bisa bilang kaya gitu, Mel. Tapi kamu tidak tahu rasa pedih dan rasa sakit ditinggal seorang sahabat sejati.”
Meliana : “Saya tahu, Yud! Tahu! Saya juga pernah ditinggal selamanya dari orang yang saya sayangi, tapi seseorang meyakinkan saya untuk tetap bersemangat dan jangan larut dalam sebuah kesediahan. Dia bilang manusia pergi selamanya bukanlah kemauan dia sendiri, tapi memenuhi panggilan yang maha kuasa”
Yesa : “siapa yang bilang kaya gitu, Mel?”
Meliana : “dialah… Alan.” (dengan senyum tenang)
Yesa : “kamu benar?”
Meliana : “ya, saya tidak bohong sedikitpun. Jadi pesan Alan dulu kepadsaya adalah pesan untuk kita semua.”
Yudi : “berarti Alan hidup untuk menghidupkan.”
Meliana : “ya, begitulah, Yud.”(senyum semangat)
SEKIAN!
Demikianlah contoh naskah drama dengan tema persahabatan. Semoga contoh naskah drama ini bermanfaat bagi Anda sekalian. Beberapa contoh naskah drama lainnya dapat Anda temukan pada label Naskah Drama.
0 Comments